Chapter 3: Dinner
Masih di hari yang sama, Jum’at Pukul 15.00
Kubuka mataku perlahan, kulihat ke arah tempat tidur di depanku hanya terlihat bantal dan selimut kosong, ibuku Indrayanti sudah tidak ada di tempat tidur tersebut.
Beranjaklah aku keluar dari kamar ini yang sejatinya merupakan kamar ayah dan ibuku, lalu mencoba mencari ibuku.
Sejenak kemudian kulihat dari kejauhan ternyata ibuku sedang memasak sayur di dapur yang bangunannya terbuat dari kepang (anyaman bambu) yang telah sedikit berlubang dan keropos.
Keadaan ekonomi kami saat ini tidak memungkinkan untuk sekedar membeli kepang baru, apalagi tembok batu bata permanen.
Dahulu waktu aku kecil keluarga kami memiliki rumah warisan kakek yang lumayan besar dan bagus, namun terpaksa ayah jual untuk melunasi hutang dan untuk menyambung hidup kami sehari-hari.
Setelah rumah kami itu dijual, sekarang kami hanya tinggal di rumah kecil terbuat dari kayu dan bambu.
Sebenarnya lebih tepat disebut gubug.
Teringat peristiwa yang ibuku lalui tadi malam, pasti menjadi beban sangat berat baginya.
Segera aku menghampirinya, aku coba memberanikan diriku untuk memulai percakapan.
“Sudah baikan bune?” tanyaku.
“Eh ayam ayam, sudah bangun kamu to le?” jawab ibuku terkaget.
“Sudah mendingan le, udah nggak lemes. Kamu gimana?”, lanjutnya.
“Bagas baik-baik saja bune”, jawabku.
Lalu beberapa saat kami sama-sama terdiam seperti dalam keadaan canggung.
Tiba-tiba ibu mematikan kompornya “ceklek”, lalu beberapa sat kemudian berseru:
“Le !!??...”
“Deg,sepertinya ini akan menjadi pembicaraan serius”, batinku.
“Jadi begini le, emmm ... mengenai kejadian tadi malam”, suara ibuku terlihat agak malu.
“Ya bune?”, sahutku agak malu-malu juga.
“Emm.. tolong mengenai kejadian tadi malam itu kamu rahasiakan dari pakne ya le, sebenarnya kemarin waktu kamu nonton TV, pakne dan bune sebenarnya sudah tahu mengenai ritual disana salah satunya adalah berhubungan badan.
Pakne dan bune kemarin membahas mengenai syarat pesugihan itu salah satunya berhubungan badan dengan orang yang belum dikenal sama sekali, dan harus bertemu di atas altar gunung kemukus sana saat ritual.
Bune sebenarnya tidak rela kalau sampai pakne yang berhubungan badan dengan orang lain, bune takut kalau sampai pakne lama-lama malah main sama perempuan lain lalu lupa sama bune.
Soalnya kebanyakan sifat laki-laki seperti itu kalau sudah punya uang banyak dan kenal wanita lain suka lupa sama istri sendiri.
Itulah alasan mengapa bune mengajukan diri sebagai orang dikeluarga ini yang berkorban melakukan pesugihan tersebut demi memperbaiki ekonomi kita dan bune juga berjanji pada pakne walaupun bune nanti mendapat pasangan disana bune harus melakukannya tanpa perasaan ke pasangan bune tersebut.
Mengenai emmmm... bune berhubungan badan sama kamu tadi malam itu benar-benar diluar rencana pakne sama bune, apalagi perbuatan orang-orang bajingan jahat itu pada bune tadi malam yang sampai membuat badan bune pegal dan sakit semua juga sangat jauh dari rencana bune & pakne semula, itu benar-benar adalah sebuah musibah terburuk di hidup bune.
Yang bune minta dari kamu, tolong nanti kalau pakne pulang kita harus memberi keterangan yang sama kepada pakne agar dia percaya.
Kalau kamu ditanya pakne mengenai hal ini, kamu jalaskan saja bahwa kamu mengantar bune sampai tempat ziarah saja, kemudian bune mendapat pasangan laki-laki seumuran pakne, lalu kamu pulang ke penginapan, kamu cukup kasih keterangan itu saja, habis itu biar bune yang jelasin ke pakne”, kata ibuku.
Lalu aku hanya menjawab, “siap bos”.
“Emmm.... satu lagi”, ucap ibuku agak lirih karena sedikit malu. .
“Selama proses ritual pesugihan gunung kemukus ini bune juga harus menolak ajakan pakne sebagai suami sah bune untuk berhubungan badan dengan bune.
Jadi bune sebenarnya juga kasihan sama pakne, tapi demi berhasilnya ritual ini kita harus berkorban, bune juga minta maaf ke kamu le, sampai kamu diajak terlibat ke pesugihan ini bahkan malah kamu yang terlibat, sekali lagi maafkan bune.”, jelas ibuku.
Aku mengangguk sambil di dalam hatiku berkata, “gw malah seneng terlibat, bisa menikmati tubuh putih mulus montokmu ini secara gratis bune”.
“Yasudah, kalau kamu mau makan silakan le, ini sayur kangkungnya sudah matang.” Kata ibuku.
“Nanti saja bune nunggu pakne pulang biar kita bisa sama-sama makannya”, jawabku.
Lalu aku pergi meninggalkan ibuku di dapur menuju ke dalam untuk menonton tv yang modelnya masih cembung, seperti biasa aku menonton acara kesukaanku yaitu ninja warrior, Alasanku menyukai acara tersebut karena acara tersebut mengajarkanku bahwa berotot saja tidaklah cukup, kamu juga harus cerdas dan lincah untuk menghadapi rintangan didepanmu.
Dan itu sangat relevan dengan hidupku karena pekerjaanku sebagai kuli harus kuat mengangkat barang, lincah menaiki bangunan tanpa tangga, dan cerdas dalam detail pembuatan bangunan.
Jum’at Pukul 17.00
Aku selesai menonton tv dan duduk-duduk dikursi samping rumah.
Sedangkan ibuku masih di dapur, entah apa yang dilakukannya.
Ayahku terlihat pulang dengan cangkul ditangan kirinya dan memanggul karung entah apa isinya di pundak kanannya, lalu aku bergegas menghampirinya untuk membantu menurunkan karung tersebut.
Lalu aku bertanya, “apa ini pakne?”
“O, itu. Jagung pemberian dari pak RT. Mana bune?” Ucap ayahku.
Lalu aku dan ayahku menengok ke arah pintu dapur, ibuku sedang dalam posisi berdiri tersenyum menyambut ayahku pulang dan ayahku membalas senyuman ibuku.
Lalu ayahku berkata, “pakne mau mandi dulu sebentar biar bersih”. Ucapnya lalu segera masuk kamar mandi.
Lalu ibuku mendekatiku lalu berkata: “ingat le diskusi dan rencana kita tadi”. Aku menjawabnya dengan anggukan.
Lalu setelah ayahku selesai mandi kami bertiga makan dengan nasi dan sayur kangkung, saat makan kami sama sekali tidak berbicara karena kebiasaan aturan keluarga kami dari dulu bahwa saat makan jangan sambil bicara karena tidak sopan.
Setelah kami semua selesai makan barulah ayahku bertanya, “bagaimana bune ritualnya tadi malam?”.
Lalu ibuku menjawab, “berjalan lancar pakne”.
Lalu beralih bertanya kepadaku, “gimana le, kamu ngantar bune sampek mana?”
“Sampai tempat ziarah gunung kemukus pakne, lalu bune pergi sama emm... pasangan bune lalu bagas nunggu di penginapan dan tertidur”, ucapku bohong dan pura-pura polos.
Lalu ibuku menyuruhku masuk ke kamarku, kamu masuk saja dulu le, ini pembicaraan orang dewasa.
“Tunggu”, kata ayahku.
“Bagas kan sudah dewasa bune, bagas juga perlu tau tentang pesugihan yang sedang keluarga kita jalani saat ini”, lanjut ayahku.
Lalu ayahku bertanya pada ibuku:
“Jadi gimana tadi malam proses ritualnya bune?”
Ibuku agak nggak enak menjawabnya karena ada aku.
“Emmm tadi malam bune diantar bagas sampai tempat ziarah, lalu diajak berkenalan sama salah satu peserta ritual namanya pak Burhan” jawab ibuku.
“Lalu malam jum’at pon kemarin ritualnya dimulai, bune melakukan hubungan badan dengan dia seorang pakne. Tapi bulan depan bune harus melakukannya lagi dengan dia pakne agar berhasil” imbuhnya.
“O begitu”, ucap ayahku seperti keberatan.
“Yasudah, demi kelancaran ritual ini, bune ikuti aturan saja” timpalnya.
“Tapi nanti jumat pon bulan depan waktu melakukannya, jangan sampai pakai perasaan ya bune” lanjut ayahku.
Bune hanya mengangguk, lalu setelah itu kami semua melakukan aktivitas sehari-hari seperti biasa, ayahku mencangkul, aku lanjut sebagai kuli.
Waktu sudah berjalan dua minggu sejak hari itu, suatu malam, aku mendengar ayahku dan ibuku berdebat.
Setelah beberapa lama berdebat akhirnya mereka terdiam.
Dan kuketahui dari inti debat itu disebabkan karena ibuku tidak mau melayani ayahku.
Lalu segera aku mengendap-endap mengintip mereka dari celah pintu kayu.
Ternyata kulihat ibuku telanjang bulat berdiri sambil meremas susunya sendiri & menggoyang-goyangkan pantat montoknya.
Melihat tubuh mulus ibuku tentu saja membuat kemaluanku mendadak mengeras maksimal membayangkan bisa mengentotnya lagi seperti ritual waktu itu.
Dan kulihat ayahku sedang mengocok kemaluannya sendiri.
Aku paham maksud dari semua ini, bahwa ibuku pasti menolak untuk dientot oleh ayahku karena syarat ritual. Ibuku hanya kasihan sama ayahku dan cm bersedia membantu coli ayahku dengan telanjang didepannya saja.
Aku tak tahan yang melihat goyangan tubuh mulus ibuku dari celah pintu kayu kamar ayah ibuku akhirnya ikut juga mengocok kemaluanku sambil kulihat goyangan tubuh ibuku yang makin tambah erotis dan hot.
Lalu setelah 10 menitan kulihat ayahku mulai menunjukkan tanda-tanda akan ngecrot.
Dengan terpaksa aku juga mempercepat kocokanku karena aku tahu tontonan tubuh ibuku akan segera selesai setelah ayahku ngecrot.
Lalu dengan waktu yang bersamaan ayahku ngecrot dan aku juga tak lama setelah itu ikutan ngecrot.
Ayahku menembakkan spermanya ke Cdnya sendiri sedangkan aku crott...crot..crot...cairan kental sangat banyak berhamburan ke lantai pembatas pintu.
Tak ada kesempatanku untuk membersihkannya, aku tinggalkan begitu saja, aku tak peduli.
Lalu setelah itu sialnya ibuku membuka pintu dan keluar kamar dengan hanya memakai CD, tidak sengaja menginjak bekas spermaku.
Sadar kakinya merasa lengket tak sengaja ternodai pejuku, dia seperti heran.
Ibuku lalu menatap ke arah kamarku.
Tapi sebelumnya aku telah menutup pintuku yang posisinya berhadapan dengan pintu ayah dan ibuku tersebut.
Tak berani aku membuka pintu.
Lalu ibuku membuka CD putihnya dan kini telanjang bulat, menggunakan CD nya untuk membersihkan bekas spermaku tadi yang ada di telapak kakinya dan lantai.
Aku hanya melihat proses ibuku membersihkan pejuku dilantai itu dari lubang pintuku.
Karena lantai kami adalah lantai kayu, jadi spermaku yang tergenang disana masih jelas terlihat dan tidak tercampur dengan debu.
Ayahku lalu bertanya pada ibuku, “lagi bersihin apa to bune?”
“Oh ini kotoran cicak pakne”,kata ibuku bohong.
Kulihat Cd nya kini sangat basah karena cairan sperma yang ku keluarkan sangatlah buanyak.
Tak ku sangka setelah dia selesai membersihkan pejuku yang berceceran dilantai, segera dia mencium Cd nya sendiri yang belepotan spermaku menghirup membaui cd basah kuyup pejuku itu lalu berjalan keluar, mungkin ke kamar mandi.
Beberapa hari setelah itu, telah satu bulan penuh ku lalui, malam ini adalah Jum’at pon.
Perlu diketahui untuk wawasan dan informasi tambahan bahwa penanggalan jawa itu pekan berurutan:
“Legi-pahing-pon-wage-kliwon”
selalu sebutan itu selalu digunakan di hari pasaran.
Dengan rumus KPK yang dulu pasti pernah kita pelajari di SD, maka kita tinggal menghitung hari yang jumlahnya 7 dan pasaran yang jumlahnya 5, maka kemungkinan bertemu jum’at pon selanjutnya adalah 35 hari. Dengan mengetahui rumus di atas, menghitung juma’t pon waktu kami ritual pertama ke ritual ke-2 nanti maka dibutuhkan kisaran waktu satu bulan lebih sedikit.
Dan hari ini adalah hari Kamis Pahing, nanti malam berarti malam Jum’at Pon (waktu terbaik untuk melakukan ritual gunung kemukus).
Pukul 16.00
Ayahku hari ini sengaja tidak bekerja menggarap sawah milih pak RT seperti biasanya karena tahu bahwa nanti malam adalah saat untuk isterinya melakukan ritual lanjutan.
Ayahku bertanya kepada ibuku, “bune pak Burhan pasangan ritualmu sudah kamu hubungi?”
Ibuku agak kebingungan menjawabnya.
Kemudian ibuku menjawab, “emmm sebentar bune telpon dulu”
Dengan hp model jadul ku tahu ibuku terlihat telefon dengan pak burhan yang sebenarnya entahlah pak burhan itu aku tak tahu siapa.
Ibuku terlihat berbicara di telepon:
“Halo pak burhan?
Oh iya, saya indrayanti yang waktu itu.
Malam ini tepat malam jum’at pon, bapak tidak lupa kan dengan ritual lanjutan kita? karena kalau kita tidak lanjutkan malah kita akan dapat musibah.
O iya, di hotel mawar ya pak?
Pembayarannya gimana pak?
Ha? Saya yang harus bayar?
Iya pak, selamat sore, tek suara HP pura-pura di tutup.”
Ayahku lalu menyaut, “gimana sih laki-laki itu? Kok malah yang perempuan yang harus bayar hotel. Keenakan dong dia, nanti biar pakne yang antar sampai hotel mawar, biar ku tempeleng orang itu”.
Lalu ibuku menjawabnya,”Sudah pak kali ini saja demi kelancaran ritual ini juga, emm bune nanti biar diantar bagas aja pakne, pakne istirahat saja dirumah kan kemarin pakne sudah garap sawah pak RT sampai kelelahan”.
“Yasudah, ni buat bayar hotel”. Ayahku menyodorkan uang 500 ribu hasil jeri payahnya menggarap sawah pak RT.
“Kurang pakne, buat bensin & buat nginep bagas juga di kamar yang beda pastinya kan” Imbuh ibuku.
Yasudah nih pakne tambah uang terakhir di dompet pakne 300 rb lagi”, makasih pakne” kata ibuku.
Bagas!!.. Sini le! Panggil ayahku.
Aku yang sedang santai duduk di samping rumah karena hari ini aku libur nguli lalu segera menghampiri mereka, aku mendengar percakapan mereka tadi sepenuhnya karena sempitnya rumah kami jadi suara orang bicara pasti dapat ku dengar.
Dan aku bingung terhadap rencana ibuku ini yang kutahu kemungkinan dia berbohong kepada ayahku.
“Jadi gini le, nanti ibu kamu mau melaksanakan ritual di hotel mawar dengan pak... siapa itu namanya tadi... emm Burhan. Kamu nanti awasi ibumu!” perintah ayahku.
Aku hanya mengangguk dan memanaskan mesin motor bututku lalu mandi, siap-siap, lalu ibuku juga mandi dan berganti pakaian.
Sejenak setelah aku siap pukul 18.00 kami hendak berangkat, ibuku keluar dari rumah.
“Kutu buseeeettt!!!” dalam hatiku melihat penampilan ibuku mengenakan rok mini merah setengah lutut dengan motif mawar dan atasan hanya model tank top merah menunjukkan sebagian payudaranya yang menyembul, dengan dilengkapi tas dompet hitam dan high heels hitam membuatnya sangat stylish nan elegant.
Aku tak tahu pakaian dan perlengkapan itu dapat dari mana, mungkin itu pakaian ibuku jaman dahulu yang masih disimpannya.
Dengan pakaian seperti itu ibuku benar-benar terlihat seperti anak kuliahan yang kaya.
Kemaluanku seketika hendak brontak namun ku tutupi dengan jaket bagian bawahku karena jaketku cukup besar.
Kullihat ibuku berpamitan pada ayahku.
“Pakne, bune berangkat dulu”, kata ibuku.
Pakne lalu menjawab “hati-hati bune”, sambil hendak memeluk dan mencium ibuku, namun anehnya ibuku menepis ciuman dan pelukan ayahku tersebut dan langsung turun menuju motorku.
Lalu aku segera berangkat mengendarai motorku ke arah hotel mawar yang letaknya ada di agak kota, sekitar 30 menit perjalanan kesana.
Lalu sampailah kami di hotel mawar, hotel mawar merupakan hotel+restaurant.
Aku lantas memarkirkan motorku.
Lalu mengikuti kemana maunya ibuku pergi.
Aku heran kenapa ibuku malah mengajakku masuk ke restoran.
Lalu kami duduk di bangku restaurant outdoor lantai 3 yang dibawah kami terdapat pohon-pohon, kolam renang, air mancur, dan lampu hias.
Suasananya benar-benar sangat romantis.
Dan kulihat disini juga beberapa pasangan muda-mudi juga dinner atau juga sekedar berkencan. Kulihat wajah dan body ibuku benar-benar tak kalah terlihat mudanya dengan pengunjung muda-mudi disini.
Di arah depan pandangan kami terlihat lampu-lampu perkotaan yang gemerlap, sangat romantis sekali tempatnya. Walaupun ibuku di desanya adalah orang miskin namun beliau benar-benar tidak norak saat masuk ke restaurant yang cukup mewah ini, itu mungkin karena dahulu ibuku pernah kaya & pasti dulu orangnya adalah orang yang cukup gaul.
Lalu aku memulai pembicaraan “bune nggak ngabarin pakne kalau kita sudah sampai?”
Ibuku lalu menjawab, “sudah jangan bahas itu sekarang. Nikmati saja suasana indah ini”.
Lalu aku tertunduk dan diam cukup lama.
Aku beranikan diriku menatap ke arah ibuku mencoba mencairkan suasana, lalu aku berkata “Bune, bune malam ini kelihatan cantik”
Ibuku hanya tersipu malu mendengarnya, “kok kamu jadi gombal gini, berarti saat dirumah ibumu ini nggak kelihatan cantik gitu maksudmu?”.
“Emmm nggak gitu sih bune, bune emang selalu terlihat awet muda, cuman malam ini bune kelihatan semakin muda aja, kita kayak seumuran loh” kataku.
“Bisa aja kamu ngegombalnya, kalau seandainya kita seumuran, kamu mau jadi pacar bune gitu?”, Tanya ibuku sambil tertawa kecil.
“Em ya gimana ya, ya mau lah”, jawabku dengan wajah serius.
Ibuku tertawa, kuperhatikan bibirnya sangat manis ketika tertawa.
Jarang sekali kulihat ibuku ketika di rumah bisa tertawa lepas seperti malam ini.
“Ya sudah, khusus malam ini kamu panggil bune dengan nama asli bune aja.
Malam ini kamu cukup panggil Indrayanti” kata ibuku.
“Emmm kalau aku panggil sayang boleh?” Sahutku sambil bercanda.
“Tuh kan gombal lagi”, sambil tersenyum manis.
Lalu kami memesan makanan, 2 menu nasi goreng untuk mengganjal perut kami yang lapar dan minuman es jeruk. Lalu aku menghabiskannya sedangkan ibuku hanya habis setengahnya.
Kemudian ibuku beranjak dari tempat duduknya dan membayar makanan tadi.
Lalu ibuku memanggilku, “yuk ke bawah gas!”
Saat berjalan ke bawah aku bertanya kepada ibuku, “tadi habis berapa bune bayar makanannya?”
“Tuh kan tadi kan udah ku bilangin, malam ini kamu cukup panggil aku dengan indrayanti atau yanti saja. Ulangi coba pertanyaannya!” Perintah ibuku.
Dengan agak canggung ku mencoba panggil ibuku dengan namanya, “Emmm in..dra..yanti, tadi habis berapa bayar nasgornya?
“Habis 132 ribu gas”, jawab ibuku.
“Kutu busettt, mahal amat”, aku bicara sendiri.
Lalu kami menuju ke bawah untuk berniat check in hotel mawar.
Sampailah kami di receptionist, lalu ibuku hendak check in tepat pukul 22.00.
“Ada yang bisa kami bantu ibu?” Sambut mbak2 recep dengan ramah.
Ibuku menjawab “Mau menginap untuk malam ini 1 kamar yang kelas ekonomi”.
“Mohon maaf untuk yang ekonomi hari ini sudah penuh ibu. Tinggal yang VIP”. Sahut mbak2 recep.
“Berapa harganya masing-masing kelas tersebut bu?” Tanya ibuku.
Kalau yang kelas ekonomi harganya 300 rb semalam namun saat ini penuh sedangkan yang tersisa tinggal kelas VIP dengan harga 1 juta rupiah semalam.
Ibuku terlihat bingung, karena bisa ku taksir uang yang tersisa di dompetnya kini tinggal 668.000 rupiah.
Jelas itu tak cukup. Lalu karena aku kasihan & hal ini terindikasi akan menggagalkan ritual yang ibuku nanti harus lakukan dengan entah siapa itu pak burhan.
Maka aku ambil alih dari sini.
Aku keluarkan uang 1 juta rupiah dari dompetku hasil dari kerja kerasku sebagai kuli kubayarkan langsung kepada mbak2 recep.
Ibuku lantas hedak memberikan uang 668rb itu kepadaku namun aku tolak.
Lalu kami diantarkan sampai ke ruangan yang dimaksud. “VIP 23” tertulis di pintu yang kemudian pintu itu dibuka.
Setelah masuk, wow ternyata cukup luas dan mewah ruangan ini beda sekali dengan rumahku yang terbuat dari kayu dan bambu.
Lalu setelah pengantar tadi pergi aku juga hendak berpamitan pada ibuku.
“emmm pak burhan belum datang ya? bune bagas turun dulu, bune hati-hati ya, tenang saja nanti bagas bisa tidur di pom bensin kok, besok kalau mau pulang telpon bagas”, kataku.
Aku memalingkan tubuhku hendak berjalan ke bawah, tapi ibuku lantas memegang tanganku agak menarik dari belakang seperti adegan FTV.
Tunggu dulu, sini biar aku jelasin dulu gas.
Sebenarnya tentang pak Burhan itu cuma karanganku saja, sebenarnya nggak ada yang namanya pak burhan itu sejak awal.
Aku kesini hendak melanjutkan ritual keramat yang sudah kita mulai.
“Ya tidak lain dan tidak bukan aku harus emmmm ber.. hu..bu..ngan badan sama kamu seorang gas”.
“Ha?...Jadi?....”, Sahutku heran.
Mendengar penjelasan ibuku barusan aku langsung menggandeng tangan ibuku masuk ke ruangan “VIP 23” tadi lalu menutup pintunya dari dalam.
Lalu aku bopong tubuh ibuku, ku lempar kecil ke kasur springbed yang empuk tanpa membuka sepatu high heelsnya terlebih dahulu.
Aku buka celana jeansku, jaketku, kaosku lalu kini aku hanya mengenakan celana boxer dan bertelanjang dada.
Ku hampiri tubuh ibuku yang masih tergeletak di kasur springbed tadi, aku tuntun tangannya. Ku pepet sampai dia berdiri di pojokan tembok sampai dia tidak bisa kemana-mana, lalu ku dekatkan bibirku ke bibirnya lalu aku memanggil namanya sedikit berbisik, “yanti sayang”.
“Ahn bagas...” lalu kukecup bibirnya cupppp... bertemulah bibirku dengan bibirnya yang merah manis, aku mencium bibirnya sambil memegang tengkuk lehernya.
Sangat hot sekali ciuman ini, seperti ciuman muda-mudi yang dimabuk asmara.
Lalu aku meremasi toketnya dari luar tanktop, mengelus paha mulusnya, menyingkap rok mini merah bermotif mawar itu. Lalu aku pereteli satu per satu, hingga kini dia telanjang bulat memamerkan tubuh putih mulus montoknya yang aduhai.
Namun tetap masih menggunakan high heelsnya, bagiku visual itu membuat tambah nafsuin seorang cewek telanjang bulat namun masih memakai high heels di kaki jenjangnya.
“sayang...” panggilnya lirih.
Lalu kami mengobrol santai.
Sesekali saat ngobrol aku sambil meremas & mengenyoti bergantian susu montok ibuku didepanku ini hingga sesekali ku cipok sampai meninggalkan bekas merah di toketnya yang montok.
“Bulan lalu waktu ritual di gunung kemukus itu, 1 hari sebelumnya aku sudah minum pil KB, jadi itu adalah alasan kenapa aku tidak sampai hamil waktu itu walaupun orang-orang tua itu ikut menembakkan peju mereka ke rahimku.
Waktu itu sebenarnya kalau cuma peju punyamu yang masuk sih aku nggak keberatan.
Tapi kali ini sudah satu bulan aku tidak pernah mengkonsumsi pil KB.
Ditambah lagi sejak saat itu aku tidak pernah mau di ewe bahkan disentuh oleh suamiku sekalipun pun aku tak mau.
Kamu inget nggak sewaktu malam itu ketika ayahmu ngocok malem-malem? Aku Cuma ngasih dia bantuan dengan telanjang, bahkan dia mohon mau nyentuh aku sedikit saja aku tepis.
Setelah selesai, aku mau keluar kamar.
Eh malah aku nginjek lengket-lengket dan aku hafal dari teksturnya itu pasti peju.
Dan tidak ada orang lain diluar kamarku dirumah itu selain kamu.
Jadi aku tahu itu tak lain pasti peju kamu.
Aku ambil kumpulin pakai CD ku sampai di lantai nggak tersisa sedikitpun, lalu kamu tau nggak? Aku bawa Cd ku yang basah ternoda peju kamu itu ke kamar mandi.
Aku di kamar mandi agak lama waktu itu, kamu tahu nggak aku ngapain waktu itu? Aku waktu itu colmek sambil menghirup peju kamu & bayangin kamu sayang.
Hari ini kamu bebas melakukannya padaku sayang, terserah kamu, kamu udah besar, ganteng dan berotot gini bikin aku pengen ahhnn..., ibuku menggigit bibirnya yang manis menjadikannya kini sangat terlihat menggoda.
Lalu tanpa ba bi bu aku keluarkan kontolku, lalu tanpa dikomando ibuku langsung hap mengulum kontolku melumatnya sangat dalam sampai penuh dan kurasakan sampai menyentuh ke tenggorokaannya.
Hangat sekali terasa kepala kontolku didalam mulut manis ibuku ini, “masih hangat, hangat kali, cukup hangat, bukan kaleng-kaleng” batinku, setelah itu aku memajumundurkan seperti itu selama 5 menit lalu mencabutnya.
Ku angkat tubuh ibuku ke springbed, lalu ku arahkan kontolku ke memeknya yang kulihat waktu itu sangat sempit sekali .
Aku hentakkan dan blesssh masuklah kepala kontolku ke memeknya, namun ada yang berbeda saat ini.
“Pelan-pelan sayang, udah sebulan itu memek nggak pernah sama sekali dimasukin kontol bakal sempit masuknya”, sambil merintih kecil.
Ku cium bibirnya untuk membuatnya diam dari rintihannya dan kuhentakkan dalam-dalam kontolku ke memeknya dan aaaahhhh sempit bgt!
Masuklah semua bagian kontolku ke memek ibu kandungku. Aku panggil namanya di sela-sela pergumulan kami. Buneee....Indrayanti....yanti....sayang.... ahhhhh teriaku lirih sesekali karena merasakan sempitnya liang senggama ibu kandungku yang kini sedang ku genjot pelan. Setelah kurang lebih satu jam dengan berbagai posisi, ku maju mundurkan pelan sejenak lalu aku bertanya,”dikeluarkan dimana sayang?”.
“Ahhhn.... di dalam aja sayang, sampai ibumu ini hamil, ehmmmm hamilin ibu kandungmu ini sayang”, rancaunya tidak bisa menahan nafsu.
Lalu kukecup bibirnya lalu aku genjot kembali dengan kasar.
Akhhh ampuuun ... pe....lan....pe....lan..... kata ibuku terbata-bata, di awal-awal sih aku memang masih bisa dengan cara halus, tapi memang seperti biasanya kalau sudah menjelang klimax aku benar-benar tidak bisa mengontrol nafsuku.
Ku genjot kuat-kuat kontolku ke lubang memeknya sampai permukaan memeknya memerah. Dan crotttt....crooootttt.....croootttt.crooottt aaaahhh banyak sekali dan nikmat rasanya.
Aku mengejat ngejatkan selangkanganku sedalam-dalamnya sampai terasa mentok di rahim ibuku itu lalu disusul siramah cairan hangat orgasme dari dalam rahim ibuku yang kemudian kurasakan.
Lalu setelah satu menit baru kucabut.
“Ambilin tas dompetku sayang cepetan!... “perintah ibuku.
“Aku heran kenapa bune masih sempat-sempatnya mau ambil dompet lelah-lelah habis ngentot gini”.
Lalu aku turuti saja ambil tas dompet itu dengan cepat lalu menyerahkannya.
Ternyata ibuku membuka dompet itu dan mengeluarkan semacam plaster tipis berbentuk seperti pembalut, penutup vagina namun sifatnya tidak menyerap cairan, sifatnya adalah menjebak cairan agar tetap berada di dalam vagina dan karena saking rapatnya tidak ada satu tetespun yang meleleh keluar dari vagina ibuku.
“Kalo gitu caranya, bune pasti bakalan hamil”batinku.
Pukul 05.00 pagi aku terbangun dan masih dalam keadaan telanjang dan kulihat ibuku sudah berubah posisinya menyamping memamerkan pantat semoknya.
Karena melihat itu nafsuku jadi bangkit lagi, tanpa ba bi bu lagi aku kali ini mengarahkan kontolku ke lubang anus ibuku.
Karena masih seret aku ludahi dulu anus merekah itu sambil sesekali kujilati. Lalu setelah lembab, dengan satu sentakan kasar aku tusuk anus ibu kandungku itu sedalam-dalamnya.
Karena merasakan anus merahnya ditusuk benda asing Ibuku lantas langsung terbangun, dan bilang aaahhkkk..... jangan kasar-kasar dong sayang.
“Tapi yan... aku sangat nafsu” jawabku.
Ya sudah terserah kamu kalau mau dikasari pun juga aku mau kok kalo yang ngasarin itu kamu sayang.
Mendapat lampu hijau seperti itu lalu aku naikkan pantatnya, kutusukkan maju mundur maju mundur lama kelamaan kupercepat tusukanku dengan kasar ku entot anus ibu kandungku sambil memanggil-manggil namaya.
“Yanti.... indrayanti sayang..... ahhkkkk setelah 30 menit aku menggenjot dengan tempo kasar dan brutal akhirnya meledaklah spermaku.
Aku tusukkan dalam-dalam kontolku ke anusnya dan crooot...croooot....crooot... spermaku memenuhi liang anusnya dan seperti biasa anus tersebut menutup kembali karena sempitnya setelah itu aku mencabut senjataku yang baru saja memuntahkan lahar putih hangat dan menuntun ibuku berdiri.
“Yuk mandi dulu! Kita bersihkan anus dan vagina bune!”,Ajakku.
“Nggak usah mandi, jangan dibersihin biar jadi adek bayi”, sahutnya sambil senyum.
Aku juga sebenarnya berharap ibuku hamil karena hasil pergumulan malam ini.
Karena sangat merangsang saja membayangkan ibu kandungku bisa hamil dibuahi sperma anak kandungnya.
Lalu tanpa mandi kami mengenakan baju masing-masing, ibuku tanpa melepas plaster vaginanya ataupun membersihkan anus rapatnya langsung menggunakan CD, BH, rok, dan tanktopnya.
Kemudian kita bersiap-siap untuk check out.
Kami check out pukul 08.00.
Lalu seperti biasa, kami kembali ke rumah. Kali ini dengan perasaan sangat bahagia.