BAGIAN 2
PENGAKUAN RIRIN:
Andra, suami ririn bersama anak
mereka, kembali ke resort dua hari kemudian setelah menikmati ke indahan pulau
di seberang resort mereka.malam hari itu andra mencari tahu kenapa istrinya
lesu dan lemas sejak mereka kembali ke resort.
“adek masih sakit ya?, kok diam
dari saja dari tadi,” Tanya andra pada ririn.
“ngk kok bang, adek sudah
sehat.tapi,…” ririn tidak melanjutkan ucapannya.
“tapi kenapa…, ada apa sebenarnya”
Tanya andra penasaran.
“ adek di perkosa bang, adek
diperkosa oleh dua orang yang mengaku petugas resort dan sekarang mereka sudah
pergi,” isak ririn menjadi jadi.
Dalam keadaan menangis ririn mencoba menceritakan awal mula kejadian itu kepada andra. Mereka yang telah pergi kebelakang untuk memperbaiki pipa air itu ternyata lama sekali. Sehingga ririn memutuskan untuk mengecek apa yang mereka lakukan. Namun ketika ririn sampai dibelakang ririn diciduk dan dibekap. Ririn di gendong keatas ranjang dan mulutnya dibekap dengan lakban.
“Apa…,?” andra terkejut mendengar
hal itu. Andra terlihat sangat geram dan marah ketika itu. Dan berniat akan
melaporkannya kepada pihak berwajib.
Setelah menceritakan kejadian itu
kepada andra, ririn yang telah lelah menangis akhirnya tertidur.andra kemudian
keluar dari resort menuju kepinggir pantai untuk menenangkan shocknya atas
kejadian yang menimpa istrinya itu sambil merencanakan melaporkan masalah itu
ke polisi ke esokan harinya.
Dalam keadaan kesal dan tak karuan
andra iseng melihat handicam yang kebetulan dibawanya ketika hendak keluar dari
resort tadi. Andra tidak sengaja tersandung oleh handicam itu dan langsung mengambilnya
waktu itu.
Agak kaget andra karena memorinya
sudah penuh saja, padahal perasaan belum penuh kemarin, batin andra. Penasaran,
andra memutar rekaman hadicamnya. Andra terkejut saat rekaman itu tampil di
layar handicam. Ternyata isinya adalah video pemerkosaan ririn. Ririn dalam
keadaan terikat, masing masing tangannya diikat di pojok sisi ranjang yang
membuat ririn terlentang dengan kaki terbuka.
ririn hanya mengenakan CD dan Bra berwarna
putih, sementara mulutnya tertutup erat dengan lakban.
Tubuh
ririn yang semok meronta-ronta di atas ranjang seolah menuntut dilepaskan.
Suaranya hanya eehehheh…heeekkkkk… seperti berteriak, tapi tak bisa lepas
karena mulutnya di lakban.
“Ha.. ha.. ha.. ini dia.. tante yang
semok yang sudah nggak tahan nih minta di entot,”suara seorang pria terdengar
dalam rekaman itu.
andra tidak mengenal suara itu, itu
suara sakar, preman yang mengaku petugas resort. Nampaknya sakar yang memegang
handycam dan mengambil vidio Ririn di kasur.
“nah..
nih.. ini dia… ini dia gigolonya…,” kata sakar, di saat yang sama muncul
rekaman wajah, joko preman lainnya.
joko hanya menggunakan CD hitam, di
baliknya nampak kontolya yang mulai menonjol tegang. joko menyeringai di layar
sambil lidahnya menjilati bibir sendiri seakan hendak menyantap mangsanya yang
sudah di depan mata.
joko
kemudian ke kasur di mana ririn akan dijamahi. Ia berlutut di antara kaki ririn
sambil tanganya mulai mengusapi kaki mulus ririn. ririn memberontak
meronta-ronta, teriakan tertahan terdengar keras.
“hei.. oiiii… percuma tante… lebih
baik tante nikmati saja, daripada melawan nanti malah sakit lho..
he..he..he..,”
joko terus menggerayangi ririn.
Mulai dari kaki, paha, perut, dan kini tangannya mulai menjalar ke buah dada
ririn yang masih terbungkus BH.
Ririn dengan sekuat tenaga melawan,
tetapi percuma karena ikatan di tangan dan kakinya sangat kuat menggunakan tali
plastik.
Kurang ajar, pikir Andra saat menyaksikan itu di handycam. Rasanya ia ingin sekali menemukan preman itu dan menghajarnya. Andra melanjutkan menyaksikan adegan di layar handycam, kini tangan Joko merobek paksa BH Ririn hinga terlepas. susu montok Ririn menyembul keluar.
hal itu membuat Joko makin bernafsu dan bibirnya mulai menjelajahi susu Ririn,
bergantian, dihisap dan diremas dengan rakus
“hmpppp…
hmpnmpmpp…,” Ririn terus mengerang, tapi Joko tidak peduli dan melanjutkan aksinya menikmati susu Ririn.
“Eihh.. tenang aja loe.. nanti juga weeeenak..,” kata Joko sambil tanganya memberi kode ke kamera agar mendekat.
“Waduh.. ini tua bangke lagi netek nih…, susu die gede sih,” suara Sakar terdengar dalam rekaman, sementara adegan itu diclose-up. Nampak jelas bagaimana lidah Joko bermain di puting susu Ririn, sesekali dihisap dengan keras, lalu dijilati lagi pelan perlahan.
Handycam
di tangan Sakar juga merekam jelas bagaimana putting susu Ririn perlahan-lahan
mengeras setelah menerima jilatan dan hisapan Joko.
Handycam kemudian diarahkan Sakar ke
bagian bawah, merekam tangan kiri Joko yang mulai menggerayangi CD Ririn. vidio
kembali diclose-up, pinggul Ririn bergerak kencang berusaha menghindari
sentuhan Joko, namun percuma. Jari-jari kekar Joko mulai masuk ke balik CD dan
menggelitik klitoris Ririn, sementara di bagian atas yang tak terekam kamera
bisa dipastikan Joko makin bergairah menghisapi susu Ririn.
Sakar
menjauh dan mengambil gambar utuh. Joko bergerak membuka penutup mata Ririn,
lalu ia merobek CD Ririn dan menjilatinya beberapa kali.
“Ha.. ha.. ha.. sudah kubilang, loe pasti suka. Ini buktinya cairan pepeknya sudah mulai netes. Udah gua bilang jangan ngelawan anjinggg,” Joko menghisap CD Ririn lalu membuangnya ke arah kamera.
Sakar
mengclose-up wajah Ririn. Mata Ririn menatap marah dan mulutnya yang masih
tertutup lakban mengeluarkan suara tertahan seperti ingin protes.
“Waduh.. si jablai makin ngamuk
makin seksi nih.. ayo hajar aja bang.., nanti gantian kita.., ” suara Sakar
menyemangati Joko.
“Santai aja kar.. makin bawel makin asyik rasanya. Sekarang kita lihat masih bawel nggak kalau itil nih pepek gatelnya diisapin….
Ayo ke dekatin kameranya biar lebih
jelas gitu,” Joko meremas susu Ririn dan mengangkat dagunya, Ririn semakin
marah, lalu joko mengarahkan kepalanya ke selangkangan Ririn.
Handycam
di tangan Sakar mendekat ke selangkangan Ririn. Jemari Joko membelai-belai meki
Ririn yang sudah bugil, sementara Ririn tetap berusaha melawan dan
meronta-ronta.
Bibir pepek Ririn dicolok dua jemari
Joko hingga terbuka, warnanya merah muda dan mulai basah lantaran klitorisnya
dimainkan jari gemuknya Joko.
“Ini biji namanya kawan.. makin
digosok, jablainya makin kenimatan… nggak nahan.. ha ha ha…,”suara Joko
bergairah, sementara di vidio menunjukkan jempolnya menekan dan mengkobel
klitoris Ririn.
Bibir Joko kemudian mendekat ke memek Ririn, lidahnya menjilati biji kenikmatan Ririn seperti menjilat es krim. Telapak tangannya menekan bagian atas pepek Ririn yang ditumbuhi bulu halus tercukur rapi.
“Hmmm.. nikmat banget nih jablai.
Nggak ada bau-bau pepeknya nih…he he. kar kau rekam mukanya jabalai ini pas aku
mainin bijinya ya..,” Joko kembali menjilati memek Ririn, kali ini sembari
dihisap-hisap. Slurrrpppppp…………..
Sakar merekam ekspresi Ririn.
Matanya kini terpejam dan mulutnya yang tersumpal masih berusaha teriak, namun
tubuhnya sudah lemah tak mampu meronta lagi. Tenaga Ririn sudah terkuras karena
berusaha melawan ikatan di tangan dan kaki.
“Ehmmhh..
ehmmmhhpp.,”
suara Ririn melemas juga, rontaannya
justru menjadi gemulai membuat joko makin bernafsu menghisap meki ririn.
Jilatan-jilatan lidah Joko di meki Ririn membuat pikirannya bercabang. Ia mulai
merasakan kenikmatan yang tak mungkin dihindari. Ririn sepertinya sudah
merasakan hal yang diluar alam sadarnya.
“Ehmm.. kenapa loe? Nikmat ya?,”
suara Sakar bertanya sambil wajah Ririn di close-up. Ririn melotot sambil
berusaha mengangkat kepalanya, ia berusaha berteriak lagi, memprotes wajahnya
direkam Sakar.
Andra semakin marah melihat adegan
itu. Dalam hatinya ia menaruh dendam kesumat pada joko dan Sakar yang mengerjai
istrinya. Tapi adegan demi adegan yang dilihatnya di vidio membuat Andra semakin penasaran.
Sakar
tiba-tiba membuka lakban penutup mulut Ririn. Tapi Ririn justru terpejam dan
tak mengeluarkan sepatah kata pun, apalagi teriakan.
“Ayo
loe.. mau marah apa? Mau ngomong apa.. ayo teriak lagi?,” suara Sakar meledek Ririn.
“Ehmm..
jangan… ampunnnnn.. jangan di vidioin… ampunnn pak,”
suara
Ririn memelas dengan nafas yang mulai berat dan mulai terangsang.
“Ampun
kenapa lonteee..?,” suara Sakar kembali menggoda.
“Ah ah ah a.... ampunnnn… owhhhh… hhhhmmpphh..,” mata Ririn kembali terdiam, tubuhnya bergetar seperti menahan birahi yang memuncak. Dari video itu, Andra bisa menandai ekspresi wajah istrinya mulai dilanda birahi.
Di bagian bawah Joko terus menjilati meki Ririn, Sakar mengarahkan kameranya di bawah. Kepala Joko seakan terbenam di selangkangan Ririn, saat di close-up nampak meki Ririn sudah sangat basah dan cairannya terus dijilati dan dihisap Joko. Pinggulnya bergoyang mengikuti irama jilatan Joko.
“Owhhhh..
ampuuuunnnnn… aiiisssahhh..,” suara Ririn terdengar.
“ini
lagi bikin film nih.. tuh tengok.. jablai udah nggak tahan mau dientotin
nih..,” kata Joko sambil jemarinya membuka bibir meki Ririn.
kamera Sakar mengclose-up meki Ririn yang terkuak oleh jemari Joko. Terlihat jelas dinding meki Ririn berkedut-kedut dan nampak dibaluri lendir birahinya sendiri.
Joko
masih menahan meki Ririn dengan jarinya, lalu kontol Joko terekam di kamera
sudah tegang mengacung dan mulai mendekati bibir meki Ririn.
“Eh kar.. kau rekam yang lengkap ya.. aku entotin dulu nih tante, ntar kalau aku cabut kontolku.. kau coles-up lagi pepeknya ya…biar kau lihat bagaimana kalau jablai ini puas banget.. ha ha..,” Joko menyeringai.
Joko
mengambil posisi tepat ditengah kaki Ririn, dan perlahan menuntun kontolnya ke
bibir meki Ririn.
“Ampuuunnn..
tolong lepaskan saya.. jangan.. tolong jangan…,”Ririn memelas pasrah, seolah
sadar sebentar lagi dia akan dientot pria lain yang bukan suaminya.
“Nah..
begitu dong.. yang halus.. jangan marah marah kayak tadi , anjengg..!!
Ayo
sekarang mau apa, mau dilepas?. kar turuti tante ini, lepas ikatan kakinya kar,
cepat…,”
Joko tetap pada posisi siap menindih Ririn,
ujung kontolnya sudah menyentuh bibir meki Ririn yang merekah.
“Ahhhh..
jangan pak.. tolonggg.. ampunnnnn..,”
Ririn
memelas tak karuan dengan suara serak serak becek saat merasakan batang kontol
menempel di bibir mekinya. Sakar merekam semuanya sambil melepas ikatan di kaki
Ririn. Dari posisi itu nampak jelas kontol Joko sudah menempel di bibir meki Ririn.
“Sudah
siap lonteee.. ahhhhhkkhh.. sudah siap ku bawa ke surge dunia.. ahhhhhh
anjinggg..,”
Joko
menindih tubuh Ririn dan memegang kedua pipi Ririn agar wajah Ririn menghadap
ke wajahnya. Pinggulnya mulai ditekan membuat kepala kontolnya menembus bibir meki
Ririn.
“Ngghhh…
amphuunnn.. jangahhnnn…tolong janganhhh… engghhhmmm… ouuhhhhggghhh… akhhhssss,”
suara Ririn yang memelas berubah menjadi desahan tak tertahan saat Joko mulai
memasukkan kontol ke mekinya dan mulai memompa kontolnya keluar masuk.
Andra melihat bagaimana tubuh mulus istrinya menggelinjang setiap sentakan pinggul Joko terjadi. Ririn mendesah tak karuan ditindih tubuh Joko yang kekar. Perawakan Joko agak pendek, kontolnya juga lebih besar dari milik Andra. kontol hitam Joko jauh lebih gemuk dan lebih perkasa dari milik Andra.
Sakar
mengclose-up bagian yang sedang intim itu. Bibir meki Ririn sampai merekah di
jejal kontol Joko. Joko menghentak pinggulnya semakin cepat semakin keras.
“Akhhss…
ouhhh.. ahhhh… sssttt…ughhh…,” Ririn terpejam sambil mendesah menahan nikmat,
ia tak sadar wajahnya diclose-up oleh Sakar.
Sakar kemudian menjauh mengambil gambar lengkap. layar kamera yang dilihat Andra menampakkan bagaimana kaki mulus ririn, kini justru merangkul pinggul Joko yang semakin cepat memacunya, nafasnya terdengar keras memburu. Desahan ririn juga makin keras, dan kepalanya bergerak ke kanan-kiri.
“akhhhhkhhh…
ahhhhhh… hmmmpppp… nikmat bangettt tubuhmu lontee anjingg… oohhhhhh..
aaahhhhhhh…ouhhh fuck ….,”
Joko mencabut kontolnya dan berlutut di hadapan Ririn dengan kepala menengadah dan tubuh bergetar, sesaat kemudian kontolnya menyemburkan spermanya ke wajah Ririn. Joko mencapai puncaknya.
“Waduh.. abang ini belum apa-apa tuh udah ngecrot
kemana-mana maninya.., sini gantian.. biar saya ambil alih memuskan jalang
munafik ini..,”
Sakar
bergegas naik ranjang menggantikan posisi Joko. Rekaman di kamera sempat goyang
menampilkan gambar lantai, cermin rias, dan langit-langit kamar.
Kini
Joko yang merekam gambar, sementara Sakar sudah bugil menindih tubuh Ririn. Kontol
Sakar sangat kekar, panjang dan besar. Kotak-kotak kekar di perut Sakar
menggambarkan keperkasaan, ia memang gigolo tangguh di kawasan resort itu.
“Sudahhh…
ampuunnn pakkk… jangan lagi.. ampunnnn…,”
pinggul ririn bergerak ingin menghindari kontol Sakar yang sudah mengarah ke mekinya,
tapi percuma karena kedua tangannya masih terikat membuat posisinya tertahan
terlentang.
“Tenang
nyonya sayang.. kan masih tanggung tadi.. sekarang saya kasih biar loe puas..,”Sakar
tiba-tiba menindih
ia melumat bibir ranum Ririn, meremas susunya,
dan mulai menggenjot kontolnya keluar masuk ke meki Ririn.
Ririn
mulai mendesah, gerakan Sakar membuat ia kembali terangsang hebat setelah
puncak klimaksnya hampir sampai bersama Joko tadi.
Andra
melihat dari kamera bagaimana istrinya mulai hilang kontrol dan tak menyadari
sedang berhubungan intim dengan lelaki lain yang memperkosanya.
Ririn
terpejam dengan bibir terus dilumat Sakar, malah Ririn nampak membalas
lumatan-lumatan Sakar, nafas mereka sama-sama memburu bercampur desahan.
“Goyang
yang keras Kar.. lonteee ini dah mau
sampai puncak tuh…,”
suara
Joko terdengar, sementara gambar di close-up ke wajah Ririn dan Sakar yang
berpagutan bibir. Sakar menggocok semakin kencang, kaki Ririn merangkul pinggul
Sakar seolah ingin hantaman yang lebih sempurna di mekinya.
“Owwwhhhh…
giiimanaahh lonteee… enakkkkkk apa enakkkk…??,”
Sakar
melepas pagutannya dan terus menggenjot Ririn sambil mengeluarkan obrolan
nakal. Ririn semakin lepas kendali di saat puncak kenikmatan nyaris
dirasakannya di bawah himpitan tubuh Sakar yang kekar.
“Gimana
lonteee… jawabbbhhh aghhh…,”
“hmpppppptttttt
humpppttt ….,” Ririn mendesis.
Sakar
menggenjotnya lebih keras, dan terus meluncurkan tanya pada Ririn.
“Aisssss..
amphunnn… aissssshhhkk enakkkk bang.. owhhhhhhh..,”
“Apa
lonteee??? Yang keras bilang…,”
“ohhhhhhhh…
nikkkmattt… ahhh aaahhh… aihhh…,”
Ririn
akhirnya mengakui keperkasaan seorang sakar,
“Enak
di entottt lonteee??… ayo bilang…,”
Sakar
terus memancing Ririn. Ririn menggelinjang kenikmatan dengan nafas semakin
berat memburu. Peluh mereka bercampur menetes.
“Apanya
yang nikmat haa?…,”
“aishhh..
ahh.. kont… toooooolll… aiiissttt owwwughhh…,” Ririn menjawab tanpa sadar.
“tadi
loe ngk mau anjingg, sekarang baru tau rasa enaknya kontolll haaa?” sambil
tangan sakar memukul pantat ririn.
Sakar
semakin liar menggenjot Ririn. Kini kaki kanan Ririn diangkat ke bahunya lalu
dengan posisi itu Ririn kembali dihajarnya.
“loe
enak diapainnn ha..??,” Sakar memacu kontolnya semakin cepat, ia mulai
merasakan kedutan dari dinding meki Ririn menandakan Ririn hampir klimaks..
Joko
mengclose up lagi wajah Ririn yang terpejam, sementara Sakar menggenjot Ririn
sambil terus bertanya nakal. Joko berusaha melepaskan ikatan tangan Ririn
sambil terus merekam pertempuran ranjang itu.
“Ahhh…..
di ennnntooottt aaaiiiikhhsss… ahhh…... Ampuuunnn bang, entottttt… aiiikhhhsss owwwuhhh.. sssttt
enghhhmmm,”desah Ririn.
“Diperkosa
ini nyonya..
Loe
mau diperkosaaa..??,”
“iiyaahhh
bang… aiiissshhhh hee eehhhh……perr..kosahhhh bang…,” Ririn menceracau mengukuti
pertanyaan
Sakar.
Tangan Ririn yang sudah lepas dari ikatan bukannya mendorong tubuh Sakar tapi
justru merangkul leher Sakar dan meremasi rambut Sakar dari belakang.
Dari
kamera di tangannya, Andra melihat istrinya sudah mencapai klimaksnya, suara Ririn
terdengar sangat menggairahkan saat itu. Tanpa sadar kontol Andra mulai tegang.
“Ayooo..
lontee.. ahhhkkkkk.. buruannnnn…,”
Sakar
juga hampir mencapai klimaks, secara masksimal tenaganya dipacu menggoyang Ririn.
Tubuh Ririn mulai bergetar hebat dan kakinya seperti kejang merangkul pinggul Sakar
yang terus bergoyang di atas tubuhnya.
“Akkhhhhhhhhhh..
ahhhh… ampunnnnnnnnn… ssttttt akkhhhsssss…. Mmmmphhhmmmm… emmphhhhpppp,”
pertahanan Ririn akhirnya bobol, tubuhnya seakan kejang, tangannya menarik rambut Sakar, dan kepalanya terangkat meraih wajah Sakar. Saat klimaksnya membludak, Ririn justru melumat bibir Sakar, memeluk Sakar kuat-kuat, melepaskan kedutan-kedutan nikmatnya.
“Akhhh…
ouhh.. yeahhh.. yeahhhh… ouhhh… yeaaahhhhh…,”
Sakar melenguh kejang melepas lumatan Ririn. Sakar juga mencapai klimaksnya sambil memeluk erat tubuh Ririn, mereka berpelukan erat dan saling menekan kenikmatan di vital mereka secara bersamaan, lalu kemudian sakar bangkit dan meraih kepala ririn untuk diarahkan ke kontolnya. ririn yang dengan senang hati menservis kontol sakar sampai bersih.
“Ya
beginilah kondisi lonteee sombong yang sudah kami perkosa sampai puas..
diperkosa malah ketagihan sampai orgasme nikmat lagi, sekarang lagi melahap kontol gede. doyan kontol gede juga si lontee ha.. ha.. ha..,”.
Tangan
Andra luruh dan handycam hampir jatuh. Pikirannya kacau setelah melihat rekaman
pemerkosaan itu. Bukankah Ririn akhirnya menikmati juga?, bagaimana mungkin ini
dilaporkan ke polisi?, akan lebih menjadi aib jika nantinya dua pelakunya
membeberkan ini suka sama suka..
Bersambung…episode 3